Kamis, 07 April 2011

hubungan antara status gizi terhadap usia menarche (tema skripsi ga di ACC)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229, Telepon (024) 8508007

USULAN TEMA SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Nama : Galih Tri Utomo
NIM : 6250407052
Program Studi : IKOR
Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Tema Skripsi : “HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE”
Cabang Ilmu : Ilmu Gizi

Latar Belakang:
Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan fisik yang spesifik dan secara psikologis akan mulai mencari identitas diri. Dalam proses pencarian jati diri ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga membutuhkan penyesuaian kejiwaan.
Haid atau menstruasi, merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh. Hal ini berlangsung setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan biasa. Dengan kata lain, menstruasi adalah suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan (Panji Irawan 2010).
Pada remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche, antara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan asupan gizi yang dkonsumsi saat menjelang datangnya menarche (Waryana 2010:113). Normalnya, seorang perempuan haid untuk pertama kali pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang mengalami menstruasi lebih awal (usia 8 tahun) atau lebih lambat yaitu pada usia 18 tahun. Menstruasi itu sendiri akan berhenti ketika perempuan sudah berusia sekitar 40-50 tahun, atau yang lebih dikenal dengan istilah menopause. Siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 4-7 hari. Jumlah darah haid normal berkisar antara 30-40 ml (Panji Irawan 2010). Menarche merupakan tanda diawalinya masa puber pada perempuan.
Perkembangan seksual sekunder dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen, antara lain status gizi, lingkungan, media massa, sosial ekonomi, dan derajat kesehatan secara keseluruhan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seksual sekunder untuk hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hypothalamus, pituitary, dan ovarium. Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche adalah estrogen dan progesterone. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus, yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid (Waryana 2010:117).
Terdapat hubungan antara jumlah tertentu lemak tubuh dengan mulai dan berlangsungnya menstruasi. Teori ini menekankan bahwa menarche terjadi pada berat badan tertentu daripada usia tertentu pada seorang wanita. Menstruasi yang dating lebih tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah berat badan yang berlebihan, aktifitas fisik, dan genetik. Selain itu dipengaruhi rangsangan-rangsangan kuat seperti film, buku-buku bacaan,dan majalah orang dewasa yang dapat mempercepat datangnya menstruasi lebih dini (Waryana 2010:117)
Sebuah hormon yang disebut hormone pelepas gonadotropin (Gonadotropin-Releasing Hormon atau GnRH) akan dihasilkan oleh sebuah kelenjar di bagian otak. GnRH akan merangsang kelenjar lainnya, yaitu kelenjar pituarita untuk melepaskan dua jenis hormon lain, yaitu Luteinizing Hormon (LH) dan (Follicle-Stimulating Hormon atau FSH). Pada perempuan FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai membuat hormon estrogen. FSH, LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi dan sekaligus mempersiapkan rahim agar siap untuk mengandung atau hamil (Waryana 2010:113)
Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi dan berasal dari hewani akan mengakibatkan pertumbuhan berat badan pada perempuan remaja. Kadar estrogen akan meningkat akibat kolesterol tinggi. Bukan hanya lemak dari komposisi tubuh saja tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh faktor asupan makan dan faktor tidak adanya penyakit yang melemahkan. Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormone salah satunya adalah asupan gizi, dengan asupan gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormone-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche. Sehingga dengan perbaikan gizi atau asupan gizi yang baik dapat menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini (Depkes RI 1997).
Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Pada wanita anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu meningkatkan kadar testosterone serum dan penurunan sekresi 17-keto steroid dalam urine, diantaranya androsteron dan epioandrosteron, dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi (Waryana 2010:118).



DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Panji Irawan, C. 2010. Sering Tidak Haid? Bisa jadi Anda Mengalami Amenorrhea. Online. Available at https://panji1102.wordpress.com/2010/06/03/sering-tidak-haid-bisa-jadi-anda-mengalami-amenorrhea/ (accessed 04/05/11).
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar